Thursday, April 15, 2010

fotografi dalam kehidupan masyarakat

Alasan utama menggunakan foto sebagai media visual untuk keperluan pendidikan masyarakat atau kampanye pembentukan pendapat umum, sebenarnya lebih pada kemampuannya merekam (mengabadikan) suatu kejadian atau keadaan sosial sebagaimana adanya. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak dari masalah-masalah sosial tersebut –yang hampir selalu mengandung hubungan-hubungan (relasi) yang sangat rumit dengan suatu konsepsi pengertian yang niskala (abstract) untuk menjelaskannya-- lebih mudah difahami oleh warga masyarakat, khususnya di lapisan akar-rumput, jika dibantu dengan media visual seperti foto. Paling tidak, akan sangat membantu mereka untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan awal tentang masalah tersebut, sebagai dasar untuk kemudian memulai proses-proses pemahaman bersama secara lebih mendalam, menyeluruh, dan kritis.
Ketika kita melihat satu gambar atau foto, pertanyaan pertama yang muncul di benak kita adalah: gambar atau foto itu menceritakan apa? Dengan kata lain, kita mempertanyakan 'tema' pokok dari gambar atau foto tersebut. Ini berarti bahwa unsur pertama dan terpenting yang membuat kita tertarik atau berminat melihat satu gambar atau foto adalah tema nya. Ini terutama berlaku pada gambar-gambar atau foto-foto yang digunakan sebagai media visual untuk keperluan pendidikan masyarakat dan kampanye pembentukan pendapat umum.
Meskipun semua foto yang baik adalah yang memenuhi syarat-syarat dasar baku fotografi (fokus, tidak goyang, jelas dan tajam, dan sebagainya), namun foto-foto untuk keperluan pendidikan masyarakat dan kampanye pendapat umum justru lebih mementingkan tema permasalahan yang ingin disampaikannya. Inilah yang terutama membedakannya dengan foto-foto artistik yang terutama mengandalkan kekuatan seninya (komposisi, sudut pengambilan gambar, perpaduan warna, cahaya, dan sebagainya). Atau, membedakannya dengan foto-foto jurnalistik yang terutama mengandalkan kekuatan kehangatan (aktualitas) berita atau kejadiannya.
Karena itu, hal terpenting dipikirkan ketika akan membuat foto-foto untuk keperluan pendidikan masyarakat dan kampanye pendapat umum adalah: bagaimana menemukan gagasan dan membangun tema yang kuat?
Hal pertama yang harus diingat adalah tujuan pendidikan masyarakat dan kampanye pendapat umum itu sendiri. Pendidikan masyarakat atau kampanye pendapat umum pada dasarnya bertujuan membangun pemahaman, keprihatinan dan kesadaran masyarakat luas tentang suatu persoalan atau permasalahan sosial. Karena itu, tema dari foto-foto (atau media apapun) yang digunakan untuk keperluan pendidikan masyarakat dan kampanye pendapat umum adalah tema nya yang memang menggambarkan suatu persoalan dan permasalahan sosial tertentu. Singkatnya, tema dari foto-foto tersebut memang memiliki kaitan kontekstual dengan realitas persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Secara garis-besar, kaitan kontekstual tersebut ditentukan oleh beberapa tolok-ukur utama sebagai berikut:
Tema yang ditampilkannya memang menggambarkan permasalahan yang ada dan dirasakan oleh masyarakat pada umumnya;
• Masalah tersebut memang bersifat sangat penting dan mendesak (urgent) untuk diperhatikan oleh siapapun, termasuk oleh para pembuat kebijakan dan masyarakat luas pada umumnya.
• Masalah tersebut memang potensial untuk dijadikan titik-awal mendesakkan terjadinya perubahan sosial, baik oleh kelompok masyarakat yang menghadapinya maupun oleh berbagai fihak lain yang berkeprihatinan terhadap permasalahan tersebut.
• Meskipun tidak terlalu penting, namun akan jauh lebih baik jika permasalahan itu juga memang sedang hangat-hangat nya (aktual) dalam berbagai pemberitaan media massa, atau dalam perbincangan atau wacana pendapat umum yang sedang berkembang saat itu.
Semua tolok-ukur kontekstual tersebut semakin memperjelas bahwa foto-foto untuk media pendidikan rakyat dan kampanye pendapat umum adalah juga berbeda dengan 'foto-foto laporan kegiatan'. Hal ini mungkin perlu ditegaskan, karena ada kecenderungan kuat selama ini yang melihat peralatan fotografi (kamera dan lainnya) lebih sebagai 'alat pendokumentasian kegiatan'.
Harus ditegaskan bahwa salah satu ciri pokok foto-foto sebagai media pendidikan masyarakat atau kampanye pendapat umum adalah:
• Melaporkan 'keadaan atau permasalahan tertentu di masyarakat', memotret 'kehidupan nyata masyarakat', bukan melaporkan 'kegiatan sang pemotret atau organisasinya'. Tegasnya, bukan 'foto-foto dokumentasi' atau 'foto-foto laporan kegiatan', tetapi 'foto-foto laporan keadaan atau permasalahan tertentu di masyarakat'.
• Karena itu, foto-foto sebagai media pendidikan dan kampanye biasanya akan lebih mampu menceritakan permasalahan masyarakat jika berupa 'kumpulan atau rangkaian beberapa foto' (photo series), bukan 'foto tunggal' atau 'kumpulan foto-foto yang tidak jelas atau tidak ada kaitannya satu sama lain'.
• Dengan demikian, foto-foto sebagai media pendidikan dan kampanye yang baik adalah yang 'memotret keadaan permasalahan masyarakat sebagaimana adanya', bukan keadaan yang direkayasa atau direkonstruksi, sehingga jelas-jelas bukan 'foto nampang' (posing).

No comments:

Post a Comment